Medan Magnet Bumi dari Luar Angkasa
Medan magnet bumi yang merupakan lapisan pelindung dari paparan
partikel kosmis bermuatan hendak diukur dan diteliti secara simultan
dalam misi SWARM.
Medan magnet bumi tidak kasat mata, tidak terdengar dan juga tidak
terasa. Akan tetapi medan magnet bumi ibaratnya pelindung yang tidak
terlihat, yang amat penting bagi kehidupan di bumi. Tanpa pelindung
medan magnet, bumi akan terpapar sepenuhnya pancaran kosmis berupa
partikel bermuatan listrik. Dampaknya, atmosfir bumi akan lenyap, dan
kehidupan di permukaan bumi juga musnah.Menimbang pentingnya peranan medan magnet bumi bagi atmosfir dan kehidupan di bumi, Badan Antariksa Eropa-ESA meluncurkan program pengukuran medan magnet bumi menggunakan tiga buah satelit yang diberi nama Misi Shwarm. Pengukuran medan magnet bumi dari ruang angkasa, akan menyuplai informasi menyangkut proses yang terjadi pada inti bumi yang berupa cairan amat panas, pada mantel setebal beberapa kilometer serta pada kerak bumi.
Medan magnet bumi melindungi atmosfir dan kehidupan di bumi.
Lewat tiga satelit yang mengorbit pada ketinggian antara 460 hingga 530
kilometer di atas bumi, akan diteliti proses serta dinamika yang
terjadi pada permukaan hingga inti bumi. Medan magnet bumi tercipta
akibat gerakan atau dinamika material cair amat panas di inti bumi.
Pengukuran di bumi menunjukkan, dalam 150 tahun terakhir kekuatan medan
magnet bumi terus berkurang. Juga para peneliti kebumian mengetahui,
kutub magnetik bumi terus bergerak.Pergerakan kutub magnetik bumi
Dalam waktu rata-rata 500.000 tahun sekali, kutub magnetik bumi mengalami pergantian total. Dalam arti kutub utara berpindah ke selatan. Pergerakan kutub magnetik juga relatif cepat dan dapat diamati secara cermat.
Eckard Settelmeyer dari pusat sains pengamatan bumi perusahaan Astrium di Friedrichshafen yang membangun tiga satelit Shwarm mengungkapkan "Diamati pergerakkan kutub utara 15 meter sehari ke arah Siberia, atau 50 kilometer setahunnya. Pengukuran signifikan menggaris bawahi terjadinya pergerakan medan magnetik bumi, yang perlu terus diamati“
Satellit Swarm akan meneliti lebih rinci kondisi magnet bumi serta perkembangannya. Juga akan diteliti sifat-sifat magnetisme kerak bumi yang secara regional berbeda-beda. Selain itu akan diukur, bagaimana arus-arus kuat di samudra sedikit mengubah medan magnet bumi.
Pengaruh pancaran kosmis
Fenomena penuh teka teki yang terjadi di inti bumi, juga dipengaruhi aktivitas dari luar angkasa. Yakni oleh pancaran kosmis berupa partikel bermuatan listrik dari matahari yang terus menerpa bumi, dengan intensitas yang terkadang lemah dan sekali waktu juga amat kuat.
Tiga satelit beroperasi simultan
Tergantung situasinya, badai partikel bermuatan dari matahari dapat
membengkokkan medan magnet bumi. Salah satu fenomena yang dapat
diamati, dari dampak badai partikel bermuatan itu adalah aurora
borealis, berupa pendar cahaya kehijauan yang misterius di kawasan
kutub utara.Untuk dapat mengikuti perubahan amat cepat medan magnet bumi pada saat terjadinya badai matahari, diperlukan pengukuran simultan dari berbagai lokasi yang berbeda. Karena itulah, peluncuran sekaligus tiga satelit dalam Misi Swarm, merupakan tuntutan yang diperlukan untuk pengukuran akurat.
Tiga satelit Swarm yang bentuknya identik sepanjang sekitar 9 meter, beratnya masing-masing sekitar 500 kilogram, berbentuk amat ramping. Alat pengukur amat peka dipasang pada sebuah lengan robotik sepanjang empat meter, yang akan dikeluarkan jika satelit sudah mencapai orbitnya.
Satelit teknologi tinggi buatan Jerman
Pimpinan proyek pembuatan satelit Swarm di perusahaan Astrium di Friedrichshafen, Albert Zaglauer mengungkapkan : “Semua satelit akan dites, dan perlu dikarakterisasi magnetiknya di bumi, program ujicoba perlu waktu 9 bulan.“
Satelit SWARM sedang dirakit di Astrium.
Untuk mencegah terjadinya gangguan dan penyimpangan pengukuran, para
insinyur merancang dan membangun satelit seharga 90 juta Euro itu,
dengan material yang hampir seluruhnya dari struktur serat karbon.
Dengan begitu, pengukuran medan magnet bumi tidak akan mengalami
distorsi.Peluncuran satelit pengukur medan magnet bumi itu, juga akan dilaksanakan pada saat yang amat menguntungkan, yakni ketika aktivitas di permukaan matahari kembali memasuki fase meningkat. Di tahun-tahun mendatang, diramalkan terjadi banyak ledakan dan letusan koronal cukup besar.
Dengan itu, medan magnet bumi juga akan mengalami stress berat. Dengan mengamati secara detail perubahan pada atmosfir paling atas akibat aktivitas matahari, di masa depan peramalan cuaca di luar angkasa akan dapat dibuat lebih baik lagi. Juga dalam jangka panjang, dengan mengolah data dari satelit Swarm serta satelit pemantau matahari lainnya, para pakar dapat membuat ramalan cuaca di bumi yang lebih akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar